Posted inOpini

Kere Munggah Bale

Spread the love

Sing tuwo ora keno ditulodho
Sing mudo ora keno ditoto

Apa yang bisa lakukan untuk membenahi negeri ini? Semua aspek sudah tertutup. Semua sisi sudah terkunci. Dikuasai oleh para orang tua yang tidak mampu menjadi tua. Mereka hanya membuahka keburukan. Tapi karena dilakukan bersama-sama mereka mengklaim tidak ada kesalahan apapun pada diri mereka dalam mengelola negeri ini. Dan seperti biasa mereka akan dengan enteng mencari Kambing Hitam yakni pihak eksternal. Padahal dari dalam diri mereka sendiri lah semua keburukan di negeri ini diciptakan.

Lihatlah sekarang, kere-kere sudah mulai munggah bale. Kere tidak selalu bermakna melarat, tapi bisa juga yang kere adalah moralitasnya, kompetensinya, kredibilitasnya, attitudenya. Kere dalam arti rendah kualitas kemanusiaannya. Ketika negeri ini dikelola oleh para kere, jangan harap ada sedikit pun kebaikan, yang ada hanyalah keburukan yang dibungkus dengan wacana kebaikan.

Kere-kere tua itu kemudian membangun jaringannya, menciptakan adat dan kebiasaan sendiri, menerbitkan aturan main sendiri untuk menopang legitimasi darah kerenya. Tentu saja yang diutamakan adalah dari lingkungan keluarganya dahulu. Anak-anak kere sudah semestinya kualitasnya tidak akan jauh dari ke-kere-an orang tuanya. Pola pikir tak terbentuk, daya nalar kendo, logika rendah, moralitas yang ora duwe isin, mental pengemis yang hanya tahu meminta tidak pernah tahu apa itu memberi kecuali dengan pamrih setinggi langit.

Kere-kere yang sudah berada di bale akan terus berupaya mempertahankan posisinya di bale-bale yang sudah dikuasainya. Tentu saja dengan cara ala kere. Masalahnya mereka jumlahnya banyak melebihi jumlah asli penduduk negeri ini. Sehingga kere dalam negeri ditambah kere luar negeri yang beranak pinak di negeri ini makin stabil kekuatannya. Makin solid kerjasamanya untuk melumat segala apa yang ada di negeri ini. Tidak hanya menguasai manusianya, hewan dan tumbuhan serta sumber daya alam bahkan Jin, Setan, Demit, Gendruwo dan sejenisnya dalam penguasaan mereka. Bahkan yang lebih mengerikan adalah arwah-arwah gentayangan juga dalam genggaman mereka. Sehingga tidak ada lagi manusia yang mampu melepas diri dari cengkeraman para kere.

Dua Puluh Tahun ke depan, yang dimulai tahun 2024, kekuatan kere dan dominasi bangsa kere akan terus meningkat. Saat itu tidak ada yang bisa dilakukan selain menyaksikan para kere melampiaskan kekereannya diseluruh pelosok negeri. Merampok Negara dengan cara yang legal, karena legalitas teknis perampokannya sudah di undang-undangkan. Mencuri hasil bumi dengan cara yang sistematis tanpa resiko karena semua sudah dibuatkan schedule yang rapi berikut sekelompok kere-kere sebagai eksekutor aksi pencuriannya. Lalu mereka juga sudah memanipulasi jiwa-jiwa anak negeri ini dengan dogma-dogma surgawi, sehingga kejahatan dan keburukan makin sempurna dibalut nuansa imajinasi indah yang mampu membuai setiap jiwa yang tergadai.

Sebentar lagi yang akan naik ke mimbar adalah kere-kere baru hasil didikan para kere tua. Mereka seolah berantem memperebutkan kebenaran. Namun sesungguhnya mereka satu bangsa, satu darah, satu tujuan, sebagaimana bangsa kere ingin menguasai hak milik orang lain. Mereka akan menghadirkan drama-drama yang menguras perhatian. Agar tercipta asumsi bahwa mereka sedang memperjuangkan kebenaran demi kabaikan bangsa dan Negara. Sesungguhnya mereka sedang melakukan hal sebaliknya. Sampai kelak bangsa dan negara ini tak terbentuk lagi, seperti mereka yang memang datang dan beranak pinak dari darah dan bangsa kere.