Posted inOpini

Awan Gelap Nusantara

Spread the love

Selama 20 tahun yang dimulai tahun 2024 boleh jadi Nusantara akan dilanda awan gelap yang tidak hanya mengisyaratkan terjadinya bencana alam namun juga akan memantik perilaku manusianya cenderung mengarah pada kegelapan. Kegelapan dalam arti keburukan atau kejahatan itu akan terus menyeliputi seluruh elemen masyarakat termasuk kepemerintahan.

Tidak ada yang mampu menghindari karena hukum alam sedang berjalan sesuai kodratnya. Yang bisa dilakukan hanya berusaha menjaga keseimbangan antara perkataan dengan perbuatan agar senantiasa selaras dengan alam. Masalahnya tidak semua mampu dan mayoritas memang tidak mau tahu bahwa alam punya mekanisme sendiri untuk menjalani titah yang diberikan dari sang pencipta. Runyamnya, dekade 20 tahun ke depan manusia makin dipacu untuk meraih sesuatu dengan segala cara, sehingga hampir mustahil untuk diajak kompromi dengan putaran alam yang kali ini dengan sangat keras menghendaki agar manusia di muka bumi berlaku sebagaimana Trisula Wedha. Benar, Jujur, dan Adil pada seluruh aspek kehidupan.

Bencana, penyakit, kecelakaan, hingga kejahatan disertai pembunuhan akan terus meningkat. Bukan oleh sebab apapun tapi semua mahluk akan menuai apapun yang telah dan sedang diperbuatnya, tanpa kecuali. Seseorang tidak akan mampu menghindar barang sejangkah, karena alam tidak bisa dimanipulasi dalam bentuk apapun.
Sehebat apapun seseorang menyiasati namun tetap saja akan menghadapi hukum alam yang sempurna perinciannya. Kalaupun ada yang berhasil itu semua hanya perkara waktu, bisa dipastikan akan lebur hingga terkuak segala unsur kepalsuannya. Namun sedikit sekali yang mampu memahaminya.

Tidak ada lagi yang bisa dilakukan secara kelompok atau organisasi, alam menghendaki seseorang harus mandiri menentukan langkah hidupnya sendiri. Mencari tahu, memeras pengetahuan, memahami hidup dan kehidupan. Belajar sekaligus praktek menjalani hidup yang selaras dengan alam. Masalahnya tidak ada modul atau metode yang bisa dijadikan kurikulum menjalani hidup, hanya kisi-kisi global dari tutur tinular para pendahulu. Karena masing-masing individu punya garis kehidupan yang berbeda walau satu darah keturunan, walau satu keluarga, walau satu saudara kandung. Masing-masing sudah punya garis kehidupan yang sempurna sesuai takdir yang ditentukan masa lalu dan masa sekarang. Yang bisa diperbaiki adalah masa yang akan datang, namun masa depan itu tergantung masa lalu dan masa sekarang.

Semua belum terlambat untuk terus berupaya meraih yang terbaik selama nafas masih betah bersemayam dalam raga. Kecuali seseorang terlahir dengan cikal bakal yang buruk, maka hanya keburukan yang dilakukan dari lahir sampai matinya.