Posted inHistory

Sejarah Letusan Gunung Kelud

Spread the love

Sejarah Letusan Gunung Kelud

Kawah kelud 2007

Lebih dari 30 letusan telah direkam dalam sejarah. letusan Kelud.  Tahun 1000 M adalah yang paling tua dalam catatan historis dari letusan untuk keseluruhan kepulauan Indonesia. Sejak 1300 M, periode dari tenang antar letusan terbentang dari 9 sampai 75 tahun  (Kusumadinata, 1979, Thouret al. 1998). Pada abad 20, letusan terjadi di 1901, 1919, 1951, 1966 dan 1990. Semua letusan yang terbaru ini sangat yang serupa dan ditandai oleh suatu jangka waktu yang sangat pendek ( beberapa jam) dan suatu volume yang rendah dari produk yang bisa meletus ( 0.1-0.2km3) dengan VEI = 3-4.

Aktivitas letusan umumnya dimulai dengan suatu ledakan freatik yang diikuti oleh suatu letusan plinian pendek/singkat dengan kolom kerucut terbalik yang mencapai ketinggian dari lebih dari 10 km. Letusan ini yang memproduksi lahar yang merusak, serta letusan piroklastik yang memproduksi abu vulkanik (lihat gambar 1 dan 2).

Sebaran abu vulkanik pada letusan 1901 dan 1919 dari gunung api Kelud. Diadaptasikan Dari Kemmerling ( 1921). Pada letusan 1919, abu vulkanik terbagi dua. Awan abu yang berketinggian lebih rendah tersebar ke timur sampai sejauh Bali dan awan abu yang lebih tinggi tersebar ke Barat.

Sebaran abu vulkanik dari letusan 1990 (Bourdier et al., 1997). Abu ini menghancurkan lebih dari 500 rumah. atap yang runtuh adalah penyebab utama kematian (total 32 orang) pada letusan ini. ( GVN Bull. 1990, Bourdier et al. 1997).

 

Lahar dan drainase danau kawah

Lahar primer (lahar setelah letusan) sangat sering terjadi pada Kelud dan diproduksi oleh ledakan yang hebat dari perairan dari danau kawah/kepundan. Tetapi Kelud juga cenderung menghasilkan lahar sekunder (i.e. tidak secara langsung berhubungan dengan suatu letusan) karena lereng gunung mudah tergerus oleh hujan yang melimpah dan oleh karena kehadiran dari material pyroclastic yang melimpah dan lepas ( Thouret et al, 1998). Area yang paling terekspos adalah lereng barat ( lahar Gedok) dan barat daya ( lahar Badak) karena dinding kepundan yang lebih rendah di sisi barat. Lahar primer sangat merusak dan mengakibatkan sebagian besar kematian  sampai volume dari danau dikurangi oleh suatu sistem drainase.
Sebelum 1875, volume dari perairan danau mencapai sekitar 78 juta m3. Tahun 1875, suatu bencana yang tidak berhubungan dengan aktivitas vulkanis terjadi. Hujan lebat menjebol lubang kepundan mengakibatkan air danau tumpah ke lereng barat daya menghasilkan lahar sepanjang  13 km yang merusak wilayah Srengat. Setelah bencana ini, volume dari danau dikurangi menjadi 40 juta m3.

Jalur aliran lahar pada letusan-letusan terakhir. (Rodolfo 1999).

Pada tahun 1905, suatu tanggul dibangun oleh administrasi lokal Belanda sepanjang sungai Badak untuk mengalihkan lahars ke kota Blitar. Ketika letusan yang berikutnya terjadi, tanggul ini terbukti tidak efektip dengan dihanyutkan oleh lahar letusan 1919. Lahar 1919 yang menempuh perjalanan sejauh 38 kilometer kurang dari suatu jam dan menghancurkan suatu wilayah lebih dari 15,000 hektar, membinasakan ratusan kampung dan membunuh 5160 orang. Letusan yang dramatis pada bulan Mei 1919 ini mendasari Survey Vulkanologi untuk memutuskan tugas yang pertama untuk mengalirkan air danau kawah melalui suatu terowongan.

Pekerjaan engineering dimulai pada September 1919 dan perlu beberapa tahun untuk diselesaikan. Rencana awal adalah menggali suatu terowongan sepanjang 955m. Ketika pekerjaan dimulai, danau kawah masih kering dan penggalian terowongan dimulai dari kedua sisi dari dinding kawah (Bemmelen van, 1949). Oleh karena temperatur yang tinggi yang di area kerja penggalian (46°C), terowongan waktu itu belum diselesaikan di 1923. Pada waktu itu danau kawah telah separuh penuh (22 juta m3). Suatu banjir lumpur dan kerikil yang mendadak memenuhi terowongan membunuh lima pekerja, sehingga pekerjaan dihentikan. Rencana baru diputuskan untuk menurunkan level danau secara progresif dengan pengeboran 7 terowongan paralel dan menggunakan suatu pipa sifon untuk mengalirkan air danau. Pekerjaan ini akhirnya diselesaikan th 1926 dan sukses menurunkan volume danau sampai kurang dari 2 juta m3. Kelud mungkin merupakan salah satu yang pertama dan contoh yang paling ambisius dari suatu pekerjaan rancang-bangun yang dibuat di suatu gunung api untuk mengurangi ancaman dari suatu danau kawah.

Gambar potongan pekerjaan terowongan awal

Letusan 1951 menghasilkan kerusakan kecil. Jika dibandingkan dengan bencana 1919, lahar menempuh jarak maksimum 6.5 km. Tetapi, letusan ini memperdalam dan memperlebar lubang kawah sehingga ketika letusan 1966 terjadi, volume dari air di danau kawah yang telah naik ke lebih dari 23 juta m3.
Setelah letusan 1966, suatu terowongan yang baru dibangun 45 m di bawah lubang yang paling rendah terdahulu dan volume dari air danau berkurang lagi menjadi 2.5 juta m3. Beberapa dam dan sabuk juga dibangun pada lereng gunung untuk mengurangi penyebaran lahar.
Tidak ada lahar primer diproduksi oleh letusan plinian 1990 tetapi sedikitnya terjadi 33 lahar setelah letusan sampai sejauh 24 km dari kawah ( Thouret et al, 1998).

Variasi kontur kawah Kelud

sumber: wikipedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *